Peranan Sistem Informasi Geografis Kesehatan dalam Bencana* September 13, 2005 — anisfuad Pendahuluan Akhir-akhir ini, Indonesia berbagai bencana ber

Peranan Sistem Informasi Geografis Kesehatan dalam Bencana*
September 13, 2005 — ridwan saribu

Pendahuluan
Akhir-akhir ini, Indonesia berbagai bencana bertubi-tubi menimpa Indonesia. Sebelum tsunami di Aceh, berbagai bencana alam seperti banjir, longsor, kebakaran hutan, gunung meletus, kekeringan, gempa bumi maupun tsunami juga pernah menimpa beberapa bagian di Indonesia. Selain bencana alam, Indonesia juga langganan dengan kejadian luar biasa seperti demam berdarah, dan akhir-akhir ini, semua orang meributkan tentang polio. Jika menilik definisi bencana (disaster) menurut WHO, kita akan menemukan definisi yang menarik. Bencana dapat didefinisikan sebagai setiap kejadian yang menyebabkan kerusakan, gangguan ekologis, hilangnya nyawa manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari luar masyarakat atau wilayah yang terkena. Hal ini mengimplikasikan bahwa KLB pun dapat dikateogrikan sebagai suatu bencana.

Upaya penganggulangan bencana secara umum meliputi 2 hal yaitu, pre-disaster dan post-disaster. Seperti kita ketahui, upaya penanggulangan post disaster akan membutuhkan biaya serta alokasi sumber daya yang sangat besar. Upaya penanggulangan ini akan semakin besar lagi apabila masyarakat dan negara tidak memiliki sistem manajemen pre disaster yang baik. Oleh karena itu saat ini digalakkan penyadaran pentingnya emergency preparedness sebagai suatu program jangka panjang yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas dan kemampuan bangsa untuk me-manage semua jenis bencana serta memulihkan keadaan pasca bencana hingga ke kondisi pengembangan berkelanjuntan.

Peran sistem informasi geografis kesehatan dalam manajemen bencana
Sistem informasi geografis merupakan penggunaan teknologi informasi untuk mengumpulkan, mengolah, dan memvisualisasikan data spatial serta data tabular lain. Penerapan pertama kali sistem informasi geografis dipelopori oleh John Snow ketika membuat peta pompa air pada saat wabah kolera pada abad 19. Semenjak era komputer dan Internet, SIG semakin populer dan terjangkau.

Perangkat lunak sistem informasi geografis tersedia secara komersial (misalnya, ArcView, MapInfo dll) maupun gratis (Epimap, dll). Pengalaman menunjukkan bahwa pengembangan sistem informasi geografis di Indonesia telah menginvestasikan cukup tinggi untuk pembelian perangkat lunak komersial. Di sisi lain, beberapa perangkat lunak gratis seperti Epimap tersedia, tetapi jarang dikupas. Selain itu, banyak yang mengungkapkan bahwa tidak semua praktisi kesehatan masyarakat harus menggunakan perangkat lunak sistem informasi geografis yang mahal, karena sebagian besar aplikasi di kesehatan masyarakat lebih banyak untuk pengembangan peta tematik.

Analisis sistem informasi geografis yang lebih canggih, seperti disease clustering, maupun disease modelling memang harus menggunakan perangkat komersial. Epi Info 3.3.2 merupakan perangkat lunak yang sangat populer untuk epidemiologi yang dilengkapi dengan modul Epimap untuk SIG. Selain itu, WHO juga memiliki Healthmap.

Sistem informasi geografis memiliki peran penting dalam siklus manajemen bencana, mulai dari pencegahan, mitigasi, tanggap darurat hingga rehabilitasi. Peta merupakan salah satu cara terbaik untuk memvisualisasikan hasil penilaian kerawanan (vulnerabilitas). Peta dapat memadukan dimensi keruangan (spasial), karakteristik dari hazard serta berbagai informasi lainnya seperti gambaran lingkungan maupuan data masyarakat yang relevan.

Costa Rica’s Integrated Emergency Information System merupakan salah satu contoh penerapan system informasi geografis dalam setiap siklus manajemen bencana. Sistem ini memiliki database yang cukup penting bagi proses perencanaan yaitu peta tentang bencana alam dan manusia serta inventory sumber daya strategis untuk kesiapan, tanggap serta rehabilitasi bencana. Saat ini, Badan Meteorologi dan Geofisika memiliki peta interaktif yang memuat informasi mengenai bencana yang cukup update. Peta yang terdapat di Internet tersebut menampilkan titik lokasi 30 gempa terakhir, skala gempa, waktu kejadian, serta posisinya (latitude dan longitude).

Pada saat dan setelah bencana terjadi, berbagai aktivitas kesehatan harus dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan para korban serta mencegah memburuknya derajat kesehatan masyarakat yang terkena bencana. Pada tahapan tanggap darurat, energi yang cukup besar biasanya dicurahkan untuk evakuasi korban. Kegiatan lain yang juga sudah harus dimulai segera meliputi kesehatan lingkungan, surveilans dan pemberantasan penyakit, pelayanan kesehatan serta distribusi logistik kesehatan dan bahan makanan. Problem yang seringkali terjadi kemudian adalah persoalan manajemen dan koordinasi kegiatan serta sumber daya. Alokasi tenaga kesehatan, obat-obatan dan bahan makanan memerlukan informasi yang akurat mengenai jumlah populasi dan lokasi penampungan korban.

Setiap bencana memerlukan tindakan prioritas dan kebutuhan informasi yang relatif berbeda. Prioritas tindakan dan kebutuhan informasi pada waktu bencana gempa bumi akan berbeda dengan bencana banjir (lihat gambar 1 dan 2). Namun secara umum, informasi yang dibutuhkan pada waktu penanganan bencana adalah: (1) wilayah serta lokasi geografis bencana dan perkiraan populasi, (2)status jalur transportasi dan sisem komunikasi, (3)ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi dan tempat hunian, (4)jumlah korban, (5)kerusakan, kondisi pelayanan, ketersediaan obat-obatan, peralatan medis serta tenaga di fasilitas kesehatan, (6)lokasi dan jumlah penduduk yang menjadi pengungsi dan (7) estimasi jumlah yang mennggal dan hilang. Pada tahap awal, tindakan kemanusiaan dan pengumpulan informasi dilakukan secara simultan. Pengumpulan data harus dilakukan secara cepat untuk menentukan tindakan prioritas yang harus dilakukan oleh manajemen bencana.

Penggunaan Global Positioning Systems (GPS) berperan penting dalam menentukan lokasi kamp pengungsi maupun fasilitas kesehatan. Data tersebut dapat digabungkan dengan data spatial dari satelit. Pada awal kejadian tsunami di Aceh, gambar satelit dari Quick Birds sangat bermanfaat untuk mengestimasikan cakupan bencana serta perkiraan sarana transportasi yang rusak. Data spatial tersebut selanjutnya digabungkan dengan informasi mengenai jumlah maupun distribusi pengungsi, ketersediaan air bersih serta bahan makanan akan memberikan masukan penting bagi koordinasi dan manajemen pada fase tanggap darurat.

Proses pengumpulan data dan informasi akan menjadi lebih mudah jika informasi dasar tersedia. Sayangnya, inilah kelemahan di negara kita. Informasi spasial yang lengkap mengenai suatu wilayah kadang-kadang sulit diperoleh. Pada waktu tim UGM berangkat ke Aceh, satu-satunya peta digital yang dimiliki berasal dari BPS tahun 2000 yang waktu hanya mencakup 20 kabupaten (tidak termasuk kabupaten pemekaran). Akhirnya, peta digital yang lengkap justru diperoleh dari komunitas RSGISForum (remote sensing and GIS forum) yang menyediakan peta digital aceh di Internet.

Oleh karena itu, peranan GIS untuk manajemen bencana akan lebih optimal jika sudah dikembangkan sebagai bagian dari pre-disaster plan. Hal inilah yang sekarang sedang dicoba bekerjasama WHO dengan membuat layer dasar fasilitas kesehatan. UGM saat ini sudah menyelesaikan peta fasilitas kesehatan di Aceh dan Jogjakarta. Kegiatan yang sekarang sedang berjalan adalah di Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Pengumpulan data fasilitas kesehatan tersebut relatif lebih mudah dan dapat dilakukan sendiri oleh tenaga kesehatan. Langkah selanjutnya adalah menggabungkan informasi spasial tersebut dengan data yang berasal dari sektor lain seperti, jalur komunikasi dan topografi, jumlah dan distribusi penduduk, serta daerah dan lokasi rawan bencana.

Upaya pengembangan ke depan
Sharing informasi merupakan kata kunci di era netwroking seperti saat ini. Hasil pemetaan fasilitas kesehatan yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada diletakkan di server Pusdatin (yang dapat diakses di http://map.depkes.go.id) yang saat ini memiliki infrastruktur server Internet yang cukup memadai.

Untuk menjamin sustainabilitas, pengembangan sistem informasi geografis memerlukan dua hal:
Investasi untuk pengembangan. Investasi ini diperlukan untuk pengadaan perangkat lunak, perangkat keras, pengumpulan sumber data, serta pelatihan bagi perancang serta pengguna sistem informasi geografis (SDM)
Updating. Sistem informasi geografis yang hanya mengumpulkan data sewaktu tidak akan bermanfaat banyak. Oleh karena itu, langkah yang terpenting adalah proses updating. Hal ini memerlukan kerjasama lintas sektoral serta fasilitas networking yang memungkinkan updating secara paralel. Dengan adanya Internet, mekanisme updating akan menjadi lebih mudah. Hal inilah yang mendorong populernya perkembangan webmapping (pemetaan di Internet)

Informasi mengenai fasilitas kesehatan merupakan layer pertama dalam tampilan webmapping tersebut. Langkah selanjutnya adalah melengkapi dengan berbagai layer lainnya, seperti indikator kesehatan, faktor risiko (lingkungan), sumber daya kesehatan. Akan tetapi, penerapan webmapping tersebut sebenarnya merupakan tingkatan tertinggi karena berasal dari berbagai data di level di bawahnya, khususnya kabupaten dan propinsi serta berbagai unit di departemen kesehatan. Oleh karena itu, pengembangan sistem informasi geografis di tingkat kabupaten dan propinsi sebaiknya menjadi bagian penting dalam pengemabangan sistem informasi kesehatan daerah.

Pengalaman menunjukkan bahwa, meskipun upaya pengembangan sistem informasi geografis di sektor kesehatan sudah dirintis sejak lama, khususnya untuk pemberantasan dan pencegahan penyakit menular. Namun, hingga saat ini dampak dan manfaatnya belum terasa. Semoga dengan semakin meningkatnya kesadaran kita terhadap bencana, sistem informasi geografis bukan lagi menjadi sesuatu yang eksklusif dan dimiliki oleh kalangan tertentu saja, tetapi menajdi bagian dari sistem kesehatan dalam setiap pengambilan keputusan.

daftar komisarial IMAHAGI di Indonesia

Daftar Sekretariat Wilayah IMAHAGI



A. INDONESIA BAGIAN BARAT (P. SUMATERA DAN KEPULAUAN DI SEKITARNYA).

Sekretariat Pengurus Wilayah : HMJ Geografi Universitas Negeri Padang

Ketua Pengurus wilayah :

Alamat :

KOMISARIAT:

1. Universitas Negeri medan

Sekretariat : HMJ Geografi, Jl. Willem Iskandar pasar V. Medan Estate, Medan, Sumatera Utara.

Ketua Komisariat :

Alamat :

2. Universitas Negeri Padang

Sekretariat : HMJ. Geografi, Jl. Prof.Dr. HAMKA Kampus UNP air Tawar, Padang, Sumatera Barat.

Ketua Komisariat :

Alamat :

3. Universitas Lampung

Sekretariat : HIMAP Geografi, Jl. Soemantri Brodjonegoro 01, Gedung Meneng Bandar Lampung

Ketua Komisariat :

Alamat :

4. STKIP PGRI Padang

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, Kampus STKIP Padang Sumatera Barat.

Ketua Komisariat :

Alamat :



B. JAWA BAGIAN BARAT (BANTEN, DKI, DAN JAWA BARAT).



Sekretariat Pengurus Wilayah : HMJ Geografi Universitas

Ketua Pengurus wilayah :

Alamat :

1. Universitas Indonesia (UI)

Sekretariat : BEM Geografi FMIPA, Kampus Baru Depok Jakarta.

Ketua Komisariat :

Alamat :

2. Universitas Negeri Jakarta (UNJ)

Sekretariat : BEMJ Geografi, Gedung L lantai dasar, Komplek UNJ Rawa mangun, Jakarta Timur

Ketua Komisariat :

Alamat :

3. Universitas Empat Lima (UNISMA)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pendidikan Geografi, Jl. Pondok Indah III Bekasi Timur

Ketua Komisariat :

Alamat :

4. Universitas Siliwangi (UNSIL)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pendidikan Geografi, Jl. Siliwangi no 24, Kotak Pos 164, Tasik Malaya.

Ketua Komisariat :

Alamat :

5. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Sekretariat : HMJ Geografi, Jl. Dr. Setiabudi 229 Bandung.

Ketua Komisariat :

Alamat :

6. Universitas Prof. Dr. HAMKA (UHAMKA)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pendidikan Geografi, Jl. Limau 11 Blok B.1, Kebayoran Baru Jakarta.

Ketua Komisariat :

Alamat :

7. STKIP Bale Bandung

Sekretariat : HMJ/HMPS Pendidikan Geografi, Jl. RAA. Wiranata Kusumah, Bale Endah Bandung.

Ketua Komisariat :

Alamat :



C. JAWA BAGIAN TENGAH (Jawa Tengah dan D.I. Yogyakarta).

Sekretariat Pengurus Wilayah : HMJ Geografi Universitas

Ketua Pengurus wilayah :

Alamat :

1. Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

Sekretariat : HIMA Geografi FIS, Kampus Karang malang Yogyakarta 55281.

Ketua Komisariat :

Alamat :

2. Universitas Gadjah mada (UGM)

Sekretariat : KM. Fak. Geografi UGM, Jl. Sekip Utara Yogyakarta

Ketua Komisariat :

Alamat :

3. Universitas Negeri Semarang (UNNES)

Sekretariat : HMJ Geografi, Jl. Sekaron, Gunung Pati, Semarang Jawa Tengah

Ketua Komisariat :

Alamat :

4. Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Surakarta.

Ketua Komisariat :

Alamat :

5. Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS)

Sekretariat : BEM Fak. Geografi, Jl. Ahmad Yani, Tromol pos 1 Pabelan Kartosuro, Surakarta.

Ketua Komisariat :

Alamat :

6. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pendidikan Geografi Salatiga, Jawa Tengah.

Ketua Komisariat :

Alamat :

7. IKIP Veteran Semarang

Sekretariat : HMJ./HMPS Pend. Geografi, kampus IKIP Veteran, Semarang.

Ketua Komisariat :

Alamat :

8. Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)

Sekretariat : Lab. Prak. Geografi UMP Dukuh Waluh, PO. Box 202 Purwokerto.

Ketua Komisariat :

Alamat :

9. Universitas Widya Dharma Klaten

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, UWDK, Klaten.

Ketua Komisariat :

Alamat :



D. JAWA TIMUR, BALI DAN NUSA TENGGARA

Sekretariat Pengurus Wilayah : HMJ Geografi Universitas

Ketua Pengurus wilayah :

Alamat :

1. Universitas Nusa Cendana Kupang (UNCK)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, Jl. Adi Sucipto Penfui, Kupang NTT.

Ketua Komisariat :

Alamat :

2. Universitas Muhammadiyah Mataram (UMM)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, Jl. Pendidikan no 37 Mataram

Ketua Komisariat :

Alamat :

3. STKIP Singaraja

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, Kampus STKIP Singaraja, Bali.

Ketua Komisariat :

Alamat :

4. Universitas Negeri Malang (UM)

Sekretariat : HMJ Geografi FMIPA, Jl. Surabaya no 06 Malang.

Ketua Komisariat :

Alamat :

5. Universitas Kanjuruhan Malang

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, Kampus IKIP PGRI Malang, Malang.

Ketua Komisariat :

Alamat :

10. IKIP PGRI Madiun

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, kampus FPIPS IKIP PGRI Madiun, Jawa Timur.

Ketua Komisariat :

Alamat :

11. Universitas Negeri Surabaya (UNESA)

Sekretariat :

Ketua Komisariat :

Alamat :



E. INDONESIA BAGIAN TIMUR (P. Kalimantan, P. Sulawesi, Kep. Maluku dan Papua)

Sekretariat Pengurus Wilayah : HMJ Geografi Universitas

Ketua Pengurus wilayah :

Alamat :

1. Universitas Negeri Makassar (UNM)

Sekretariat : Kampus UNM FMIPA Parang Tambung,Makassar.

Ketua Komisariat : Iswanto

Alamat : Jl.Malengkeri Kampus UNM Parang Tambung
http://I M A H G I.blogsphot.com

2. Universitas Negeri Manado

Sekretariat : HMJ Geografi, Kampus Universitas Negeri Manado Sulawesi Utara.

Ketua Komisariat :

Alamat :

3. Universitas Pattimura (UNPATTI)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, Kampus Universitas Pattimura Ambon, Maluku.

Ketua Komisariat :

Alamat :

4. Universitas Cenderawasih (UNCEN)

Sekretariat : HMJ/HMPS Pend. Geografi, Kampus UNCEN Abepura Jayapura, Papua

KETETAPAN KONGRES VIII IKATAN MAHASISWA GEOGRAFI INDONESIA NOMOR : 03/ TAP/ KONGRES VIII/ IMAHAGI/ 2001 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANG

KETETAPAN

KONGRES VIII IKATAN MAHASISWA GEOGRAFI INDONESIA

NOMOR : 03/ TAP/ KONGRES VIII/ IMAHAGI/ 2001

TENTANG

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA



Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Kuasa, Kongres VIII Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia di Universitas Lampung, Setelah :



Menimbang :

1. Bahwa untuk memberi landasan, arah dan tujuan Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia (IMAHAGI) agar memudahkan perjalanan organisasi, telah ditetapkan perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMAHAGI dengan ketetapan Kongres VIII IMAHAGI dengan bahan dan tambahan ketetapan Kongres VII No: 03/TAP/ KONGRES VII/ IMAHAGI/ 1999.

2. Bahwa setelah membaca , memperhatikan dan mengikuti dengan seksama perjalanan organisasi selama periode 1999-2001, dirasa perlu untuk memperjelas peran, fungsi dan keberadaan IMAHAGI dalam kehidupan mahasiswa Geografi.

3. Bahwa kerena itu, dipandang perlu untuk mengadakan perubahan dan tambahan atas ketetapan Kongres VII Nomor : 03/TAP/ KONGRES VII/ IMAHAGI/`1999.



Mengingat :

1. Ketetapan MPR Nomor : II/MPR/1993 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara.

2. Undang - Undang No : 02 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No: 457/ u/ 1990.

4. Keputusan Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI N0: 26/ DIKTI/ Kep/1988.

5. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI No : 115/DIKTI/Kep/1990.

6. Surat Edaran Pola Pengembangan Organissasi Mahasiswa seprofesi yang dikeluarkan oleh Direktorat Kemahasiswaan Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan R.I.

7. Pasal 13 Anggaran Dasar IMAHAGI tentang perubahan Anggaran Dasar dan Pembubaran.

8. Bab 6 Pasal 15 Anggaran Rumah Tangga tentang aturan perubahan Anggaran Rumah Tangga.



Memperhatikan :

1. Hasil pertemuan Pengurus Besar IMAHAGI dengan Dirjen DIKTI RI u.b. Direktorat Kemahasiswaan pada bulan Juli 1990.

2. Pembahasan Sidang komisi A Kongres VII IMAHAGI.

3. Pembahasan peserta Kongres VIII IMAHAGI pada rancangan ketetapan No : 03/TAP/KONGRES VIII/IMAHAGI/2001.



MEMUTUSKAN

Menetapkan : Rancangan ketetapan Kongres VIII Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia No. 03/TAP/KONGRES VIII/IMAHAGI/2001 tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga menjadi suatu ketetapan .

Pasal 1

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMAHAGI sebagaimana terlampir dalam ketetapan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketetapan ini.

Pasal 2

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.



Ditetapkan di : BPKB Bandar Lampung, Prop. Lampung.

Hari/tanggal : Sabtu/29 September 2001 M.

P u k u l : 10.55 WIB



PRESIDIUM SIDANG



PRESIDIUM I



Ttd.

Sudirman

(UNISMA Bekasi)


PRESIDIUM II



Ttd.

Mohamad Taufik

(Univ. Negeri Makassar)


PRESIDIUM III



Ttd.

Slamet Wiyono

(Univ. Cenderawasih)



ANGGARAN DASAR

IKATAN MAHASISWA GEOGRAFI INDONESIA

( IMAHAGI )

MUKADIMAH

Sesungguhnya pembangunan bangsa merupakan perwujudan rasa syukur atas kemerdekaan sebagai rahmat Allah Yang Maha Kuasa, sehingga bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang menuju cita-cita yang diinginkan.

Mahasiswa sebagai bagian dari bangsa Indonesia turut berkewajiban mengisi kemerdekaan tersebut dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia. Mahasiswa geografi sadar akan hak dan kewajibannya, bertekad memberikan dharma baktinya untuk mewujudkan nilai-nilai kebenaran hakiki yang diyakini oleh bangsa Indonesia dalam rangka mengabdi kepada Allah Yang Maha Kuasa.

Pembangunan sebagai usaha sadar dan terencana membutuhkan landasan yang kokoh dan topangan dari berbagai disiplin ilmu, keahlian, dan hadirnya manusia-manusia berkualitas yang digunakan untuk pemanfaatan sumber daya secara optimal dengan asas konservasi. Geografi sebagai salah satu disiplin ilmu yang terlibat dalam pembangunan , mampu memberikan, menerangkan dan meyusun teori yang dikaji dari berbagai aspek bagi terciptanya pemanfaatan sumber daya secara optimal yang mendukung proses pembangunan.

Meyakini akan pentingnya ilmu geografi dan peran mahasiswa geografi dalam mencapai cita-cita tersebut, maka dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami mahasiswa geografi Indonesia yang digerakkan dengan pedoman berbentuk Anggaran Dasar sebagai berikut:

BAB I

NAMA, WAKTU, TEMPAT DAN KEDUDUKAN

Pasal 1

Nama

Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Geografi Indonesia, dan selanjutnya disingkat IMAHAGI.

Pasal 2

Waktu

IMAHAGI didirikan di Yogyakarta pada tanggal 27 september 1987 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 3

Tempat dan Kedudukan

Sekretariat pusat IMAHAGI berkedudukan di perguruan tinggi dimana Ketua umum terpilih berada.



BAB II

ASAS DAN TUJUAN

Pasal 4

Asas

IMAHAGI berasaskan pancasila

Pasal 5

Tujuan

Terbinanya komunikasi, koordinasi dan konsolidasi serta kreasi dalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa geografi menjadi insan akademis yang profesional dan ikut berperan aktif dalam menyikapi pembangunan nasional.



BAB III

SIFAT, STATUS DAN FUNGSI

Pasal 6

Sifat

IMAHAGI adalah organisasi mahasiswa geografi yang bersifat intra dan antar Perguruan Tinggi.

Pasal 7

Status dan Fungsi

IMAHAGI adalah organisaasi yang mengkoordinasikan kelembagaan mahasiswa geografi di Indonesia.



BAB IV

KEANGGOTAAN

Pasal 8

1. Anggota IMAHAGI adalah seluruh mahasiswa Geografi Indonesia.

2. Keanggotaan IMAHAGI diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.



BAB V

STRUKTUR ORGANISASI

Pasal 9

Kekuasaan

Kekuasaan dipegang oleh kongres, musyawarah wilayah dan musyawarah pengurus di komisariat.

Pasal 10

Pimpinan IMAHAGI dipegang oleh Pengurus Besar, Pengurus Wilayah dan Pengurus Komisariat.



BAB VI

KEUANGAN

Pasal 11

Keuangan IMAHAGI diperoleh dari :

1. Iuran wajib Komisariat.

2. Dana kemahasiswaan dari tiap komisariat.

3. Usaha-usaha yang legal, halal dan tidak mengikat.

4. Donatur daan partisipan.



BAB VII

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN

Pasal 12

Perubahan Anggaran Dasar dan pembubaran IMAHAGI hanya dapat dilakukan oleh kongres.



BAB VIII

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 13

Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga dan ketentuan-ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar.

BAB IX

PENGESAHAN

Pasal 14

Ketentuan pengesahan ditetapkan dalam kongres.